Saat ini kita hidup di zaman yang luar biasa kita dikelilingi oleh banyak spesies yang hidup bedampingan dengan kita. Jumlah spesies tersebut melebihi jumlah manusia yang ada di muka bumi. Namun banyak sekali kejadian alam yang menghancurkan banyak spesies. Saat banyak spesies itu musnah proses kehidupan pun akan manjadi terganggu. Selintas mungkin orang berpendapat bumi ini luas, tapi 40 tahun yang lalu saat para ilmuwan dan para astronot melihat bumi dari luar angkasa ternyata bumi sangat kecil dan terbatas ruang dan sumberdayanya dan yang terpenting bumi yang rapuh ini harus mampu menahan segala macam kejadian alam yang menerpanya seperti bencana. Tugas besar manusia saat ini adalah melestarikan alam untuk selanjutnya diwariskan kepada anak cucu di masa depan.
Tidak selamanya kejadian alam seperti bencana yang terjadi menimbulkan dampak yang negative bagi seluruh alam, tetapi dari proses alam seperti inilah akan terlahir spesies baru yang ada di bumi baik hewan dan tumbuh-tumbuhan
A. Penemuan Spesies Baru
1. Spesies Hutan
Seorang ahli biologi bernama Sir Robert May berpendapat dari jumlah 1,5 juta yang telah tercatat oleh para ilmuwan dunia ternyata masih banyak sekali spesies yang ada di dunia ini yang belum tercatat oleh manusia. Seperti hewan, tumbuhan, jamur dan alga. Beliau melakukan pengamatan di hutan hujan Amazon tentang spesies Marmosit (sejenis monyet kecil) yang sudah sangat langka. Penelitaian ini menghasilkan penemuan tentang spesies marmosit muka hitam. Hal ini membuat kita sadar bahwa betapa terbatasnya ilmu pengetahuan kita.
Prof. Terry Erwin yang melakukan pengamatan spesies baru di daerah hutan Ekuador menggunakan metode pengasapan serangga. Beliau melakukan pengasapan diatas pohon dan ternyata beliau menemukan 80% jumlah spesies serangga baru dari seluruh pengamatannya.
2. Spesies Air/Lautan
Keanaekaragaman jenis makhluk hidup juga dapat kita jumpai di alam bawah air. 2/3 bumi kita adalah air dimana banyak sekali spesies yang hidup disana. Kompleksitas kehidupan dapat kita jumpai di kedalam lautan. Sylvia Earle merupakan seorang ahli biologi laut yang melakukan penelitian tentang ekosistem laut. Menurut beliau Ekosistem lautan tidak hanya nampak pada trumbu karang permukaan laut saja tetapi jauh dikedalaman 2,5 mill didalam laut dimana Titanic tenggelam pun terdapat kehidupan spesies yang sangat kompleks di banding kehidupan daratan.
B. Dominansi Bakteri
Didalam tanah terdapat 2000 spesies yang berbeda dan ¼ juta individu mikroskopis yang hidup dalam skalanya sendiri. Seperti baketeri dan nematode sebagai predator mikroskopis didalam tanah. Bakteri hidup dengan jumlah yang sangat berlimpah di muka bumi. Pabrik penyulingan minyak yang telah mengebor kedalaman tanah untuk mendapatkan minyak membuktikan bahwa ada kehidupan didasar tanah yang sangat dalam berupa bakteri.
C. Spesies dasar yang berpengaruh
Ahli biologi Edward Wilson mengemukan pendapat tentang pondasi ekosistem yaitu bagaiman jika terdapat perpindahan pengurangan hewan besar seperti gajah dan harimau dari suatu sabana atau hutan maka pengaruhnya tidak begitu besar terhadap hutan atau sabana tersebut, tetapi jika terdapat perpidahan atau pengurangan serangga di suatu ekosistem maka akan berpengaruh besar terhadap ekosistem tersebut. Karena serangga adalah spesies dasar dalam suatu ekosistem.
Contoh lain adalah Berang berang laut sebagai hewan dasar ekosistem. Hewan ini pertama kali di temukan pada abad 18-19. Berang-berang ini adalah pemakan teripang. Kehidupan bawah laut yang terdiri dari tumbuhan Kelp yang merupakan sentral dari kehidupan biota laut baik ikan, trumbu karang dan tripang mereka hidup berdampingan dengan Berang-berang laut. Saat perburuan berang berang dilakukan secara besar besaran oleh manusia menyebabkan Populasinya berkurang, sehingga Membuat meningkatnya Populasi Tripang, Hal ini menyebabkan Kelp habis menjadi makanan tripang. Tumbuhan Kelp yang sudah tidak ada ini menyebabkan Semua hewan yang bergantung padanya menjadi berkurang. Laut hanya tinggal tripang yng melimpah tanpa trumbu karang. Sehingga saat ini perburuan berang berang dilarang. Jiaka suatu system kehidupan terputus mak akan terjadi krisis kepunahan.
D. Kepunahan Suatu Spesies Dan Kembalinya Suatu Spesies
Kehidupan di dalam ekosistem yang diteliti oleh para ilmuwan tidak hanya menemukan spesies baru saja tetapi para peneliti juga melakukan penelitian tentang kepunahan hewan. Hewan yang sudah punah adalah harimau tazmania, Katak emas dan kisah tragis burung Dodo. Burung Dodo adalah burung kepulauan yang Mauritius yang di temukan oleh pelaut portugis pada abad 16. Burung ini dikisahkan dalam tokoh kartun seperti burung petelur yang malas dan bodoh. Burung burung ini diburu oleh para pelaut portugis dan akan dibawa kenegara mereka dengan Kapal. Perburuan besar besaran menyebabkan habisnya jumlah Burung ini di Pulau Mauritius. Sementara itu burung burung yang berada dikapal menjadi santapan para pelaut dan sisanya mati karena badai lautan.
E. Proses Kepunahan
Proses Kepunahan juga dapat terjadi karena faktor alam. Seperti yang terjadi pada Letusan Gunung ST. Helen Pesisir laut baratdaya USA pada Mei 1980 yang menghancurkan 250 mil2 hutan perawan dengan kecaepatan 500 mill/jam. Sehingga menyebabkan semua Flora dan fauna pun musnah.
Ketika Suatu spesies mengilang dari suatu wilayahnya yang kecil maka akan terjadi kepunahan Lokal. Keadaan yang lebih lanjut adalah jika kepunahan lokal banyak terjadi maka terjadi penurunan populasi. Maka kemungkinan menuju kepunahan Total menjadi besar. Suatu Spesies akan mengalami suatu titik krisis/ambang kepunahan dan selanjutnya menuju pada titik dimana tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan kegiatan yang luar biasa. Beberapa Ilmuwan menyebut spesies yang telah mengalami ambang kepunahan dengan istilah “Mayat Hidup”. Mereka mengerahkan upaya untuk menyelamatkan mayat hidup tersebut dengan intensif. Namun tidak semua spesies yang masuk kedalam kategori mayat hidup ini mendapat perlakuan yang intensif, akibatnya kepunahan pun didepan mata.
John Lawton seorang ahli study populasi hewan menyatakan bahwa kepunahan dapat terjadi dengan waktu yang cukup cepat (20-30 tahun) atau dengan cara yang sangat cepat seperti karena bencana alam atau keadaan yang Ekstrem.
Hewan yang diberitakan telah punah kemudian muncul kembali merupakan suatu informasi yang sangat baik bagi dunia. Salah satunya terjadi di Australia, yang merupakan Negara kepulauan yang juga memiliki Fauna yang khas seperti jenis marsupilia kecil. Hewan ini bernama Mahogany Glider (Tupai terbang). Pertama kali ditemukan seorang pendeta 1886 Gunung Echo Queensland. Kemudia diberitakan telah punah. Lalu pada1989 Mahogany Glider ditemukan kembali disuatu laboratorium pengawet hewan. Penelusuran dilakukan oleh para ilmuwan didaerah asal kulit Mahony glider tersebut yaitu Laguna Barret Tully Queensland namun lingkungan tersebut ternyata telah rusak oleh industri. Ilmuwan hanya menemukan Hewan yang telah diawetkan mirip tupai tetapi melainkan hewan ini adalah Mahogany Glider. menurut penduduk mereka tidak tahu kalau Hewan tersebut sudah langka. Akhirnya pada tanggal 5 desember Mahogany Glider ditemukan kembali setelah 103 tahun menghilang di daerah Queensland.
Conclusion
Bumi telah melewati 5 zaman yang berbeda dari semenjak Zaman Dinosaourus menjadi penduduk bumi hingga manusia purba. Semua Zaman tersebut memilki titik kepunahan. Saat ini manusia berada di Zaman ke enam. Apakah manusia akan menjadi penyebab kepunahan. Kepunahan oleh manusia lebih cepat 100-1000 kali lebih cepat dibandingkan dengan zaman dimana manusia belum ikut campur dalam kepunahan itu sendiri. Bumi kita ini akan mengalami kepunahan masal dimana ada manusia yang ikut campur didalamnya.
Setiap individu dari spesies di bumi ini memiliki manfaat materi, baik itu digunakan untuk kesehatan atau keperluan ilmu pengetahuan dan bahkan bisa lebih besar dari itu seperti membuat ketersediaan air, kesuburan tanah, kesegaran udara yang kita hirup.
0 komentar:
Posting Komentar